Electricity Lightning

Minggu, 26 Desember 2010

Kesamaan Aneh Antara 2 ex Presiden Amerika

Abraham Lincoln masuk kongres tahun 1846.

John F. Kennedy masuk kongres tahun 1946.


Abraham Lincoln terpilih jadi presiden tahun 1860.
John F. Kennedy terpilih jadi presiden tahun 1960.

Keduanya sangat peduli hak-hak sipil.
Kedua istri mereka kehilangan anak saat di gedung putih.

Kedua presiden ditembak hari Jumat.
Kedua presiden ditembak di kepala.

Sekretaris Lincoln bernama Kennedy .
Sekretaris Kennedy bernama Lincoln .

Keduanya dibunuh oleh orang dari daerah selatan.
Keduanya digantikan oleh orang selatan yg bernama Johnson.

Andrew Johnson, yg menggantikan Lincoln , lahir tahun 1808.
Lyndon Johnson, yg menggantikan Kennedy, lahir tahun 1908.

John Wilkes Booth, yg membunuh Lincoln , lahir thn 1839.
Lee Harvey Oswald, yg membunuh Kennedy, lahir thn 1939.

Kedua pembunuh terkenal dengan tiga namanya.
Nama keduanya terdiri dari 15 huruf.

Lincoln ditembak di teater bernama ‘Ford.’
Kennedy tertembak di mobil ‘ Lincoln ‘ dibuat oleh ‘Ford.’

Lincoln tertembak di teater dan pembunuhnya bersembunyi di gudang.
Kennedy tertembak dari sebuah gudang dan pembunuhnya bersembunyi di teater.

Booth dan Oswald terbunuh sebelum diadili.

Seminggu sebelum Lincoln tertembak, dia berada di Monroe , Maryland
Seminggu sebelum Kennedy tertembak, dia bersama Marilyn Monroe.

Senin, 13 Desember 2010

Misteri Lagu Bohemian Rhapsody - Queen


Bohemian Rhapsody adalah salah satu lagu terbaik Queen yang ada di album A Night At The Opera. Namun lirik lagu ini mengundang seribu misteri. Sama halnya yang terjadi dengan penciptanya, Freddy Mercury.

Menurut Bintang sendiri bohemian rhapsody adalah lagu terbaik di dunia yang penah diciptakan. Sebanyak apapun anda mendengarya, maka anda akan memutarnya lagi. Mungkin hanya bisa ditandingi oleh lagu terbaik Michael jackson dan lagu dari album the beatles.

Kita tahu Freddy Mercury sang vokalis Queen sering menciptakan lagu dengan kunci-kunci yang aneh. Tapi khusus untuk bohemian rhapsody dia membuat lirik lagu ini menjadi begitu aneh dan begitu misteri. Kadang dia mengumandangkan nama Allah dalam Bismillah tapi kemudian malah mengucapkan nama Iblis Beelzebub.

Selain itu bohemian rhapsody ini juga dibumbui dengan mantra ,istilah atau karakter sejarah seperti : Scaramouche (pengecut banyak omong), Figaro (tarian), Fandango (tarian), Mama Mia (ucapan senang/terkejut), Galileo(Ilmuwan dari Italia) dan Magnifico (mungkin magnet).

Berikut adalah beberapa pendapat yang mencoba menguak misteri lirik di lagu bohemian rhapsody,sebuah karya luar biasa dari Freddy Mercury sang vokalis Queen:

1. Dari awal lirik lagu, bisa dikatakan misteri ini adalah tentang orang miskin yang membunuh orang. Akibatnya dia dihukum dan kemudian menulis pesan kepada ibunya. Tapi dia meminta pengampunana atas dasar kemiskinan, Dia menginginkan hanya Tuhan yang menghukumnya bukan masyarakat.

2. Sama seperti diatas tapi kali orang yang diceritakan dalam lirik lagu terbaik queen ini malah mengelak dia telah membunuh. Dengan menggunakan istilah jalanan : “menari” (will you do a fandango). Bahkan perbuatannya dituduhkan hasil jebakan dari Setan Beezelbub.

3. Sama seperti 2 paragah diatas. Tapi orang ini tidak ingin dikasihani, bisa anda temukan artinya di lirik “I need no sympathy”. Dan kemudian dia membaca mantra bahkan doa supaya lolos dari hukuman mati.

4. Lagu bohemian rhapsody ini menceritakan tentang Freddy Mercury sendiri. Lirik “just killed a man” bisa juga diartikan membunuh dirinya sendiri. Mungkin ini ketakutan vokalis Queen terhadap kenyataan dia adalah homoseksual, yang era 70-an dapat dihukum mati.

5. Tapi ada sebagian juga yang mengatakan, lirik lagu yang mengandung sejuta misteri ini diciptakan hanya untuk mencocokkan dengan musiknya saja. Atau dengan kata lain tidak ada maknyanya sama sekali. Bintang sendiri lebih cenderung ke pendapat terakhir ini. :D

Terlepas dari misteri yang menyelimuti lirik lagu bohemian rhapsody dan sang penciptanya Freddy Mercury. Ini tetap adalah lagu terbaik dari Queen, maaf maksud saya ini adalah yang terbaik sepanjang sejarah umat manusia.

Misteri Kapal Hantu 'The Flying Dutchman'

Kisah Kapal Hantu Flying Dutchman ini merupakan salah satu kisah yang sangat terkenal dan telah melegenda di seluruh dunia . Sudah banyak buku ditulis dengan mengangkat cerita legenda ini, bahkan dalam film Pirates of the Caribbean: Dead Man’s Chest (2006) dan Pirates of the Caribbean: At World’s End (2007) kapal hantu ini juga ikut dimunculkan.

Tapi, entah nyata atau tidaknya kisah ini aku juga belum tahu, atau mungkin masih sama dengan legenda-legenda lainnya yang dianggap hanya sebatas cerita karang/dongeng turun-temurun.

Menurut cerita rakyat, The Flying Dutchman adalah kapal hantu yang tidak akan pernah bisa berlabuh, tetapi harus mengarungi “tujuh lautan” selamanya. Flying Dutchman selalu terlihat dari kejauhan, kadang-kadang disinari dengan sorot cahaya redup. Banyak versi dari cerita ini. Menurut beberapa sumber, Legenda ini berasal dari Belanda, sementara itu yang lain meng-claim bahwa itu berasal dari sandiwara Inggris The Flying Dutchman (1826) oleh Edward Fitzball dan novel “The Phantom Ship” (1837) oleh Frederick Marryat, kemudian di adaptasi ke cerita Belanda “Het Vliegend Schip” (The Flying Ship) oleh pastor Belanda A.H.C. Römer. Versi lainnya termasuk opera oleh Richard Wagner (1841) dan “The Flying Dutchman on Tappan Sea” oleh Washington Irving (1855).

Beberapa sumber terpercaya menyebutkan bahwa pada abad 17 seorang kapten Belanda bernama Bernard Fokke (versi lain menyebut kapten “Ramhout Van Dam” atau “Van der Decken”) mengarungi lautan dari Holland ke pulau Jawa dengan kecepatan luar biasa. Ia dicurigai meminta bantuan iblis untuk mencapai kecepatan tadi. Namun ditengah pelayarannya menuju Cape of God Hope tiba-tiba cuaca buruk, sehingga kapal oleng. Lalu seorang awak kapal meminta supaya pelayaran dihentikan . Tetapi sang kapten tidak mau, lalu dia berkata “aku bersumpah tidak akan mundur dan akan terus menembus badai untuk mencapai kota tujuanku, atau aku beserta semua awak kapalku akan terkutuk selamanya” Tiba -tiba badai menghantam kapal itu sehingga mereka kalah melawan alam. Dan terkutuklah selama-lamanya Sang Kapten bersama para anak kapalnya itu menjadi jasad hidup dan berlayar di tujuh lautan untuk selama-lamanya. Konon, Kapal tersebut dikutuk untuk melayari 7 samudera sampai akhir zaman. lalu cerita itu menyebar sangat cepat ke seluruh dunia.

Sumber lain juga menyebutkan munculnya penyakit berbahaya di kalangan awak kapal sehingga mereka tidak diijinkan untuk berlabuh dipelabuhan manapun . Sejak itu, kapal dan awaknya dihukum untuk selalu berlayar, tidak pernah berlabuh/menepi. Menurut beberapa versi, ini terjadi pada tahun 1641, yang lain menebak tahun 1680 atau 1729. Terneuzen (Belanda) disebut sebagai rumah sang legenda Flying Dutchman, Van der Decken, seorang kapten yang mengutuk Tuhan dan telah dihukum untuk mengarungi lautan selamanya, telah diceritakan dalam novel karya Frederick Marryat – The Phantom Ship dan Richard Wagner opera. Banyak saksi yang mengaku telah melihat kapal hantu ini. Pada tahun 1939 kapal ini terlihat di Mulkzenberg. Pada tahun 1941 seklompok orang di pantai Glencairn menyaksikan kapal berlayar yang tiba – tiba lenyap ketika akan menubruk batu karang. Penampakan The Flying Dutchman kembali terlihat oleh awak kapal laut militer M.H.S Jubilee di dekat Cape Town di bulan agustus 1942. Bahkan ada suatu catatan kisah tentang pelayaran Christoper Columbus, waktu itu awak kapal Columbus melihat kapal terkatung katung dengan layar mengembang. setelah itu awak yang pertama melihat langsung tewas seketika.

Mitos ahir-ahir ini juga mengisahkan apabila suatu kapal modern melihat kapal hantu ini dan awak kapal modern memberi signal, maka kapal modern itu akan tenggelam / celaka. Bagi seorang pelaut, pertemuan yang tak diduga dengan kapal hantu The Flying Dutchman akan mendatangkan bahaya bagi mereka dan konon, ada suatu cara untuk mengelak dari kemungkinan berpapasan dengan kapal hantu tersebut, yakni dengan memasangkan tapal kuda di tiang layar kapal mereka sebagai perlindungan. Selama berabad – abad, legenda The Flying Dutchman menjadi sumber inspirasi para sastrawan dan novelis. Sejak tahun 1826 Edward Fitzball telah menulis novel The Pantom Ship (1837) yang diangkat dari pengalaman bertemu dengan kapal seram ini. Banyak pujangga terkenal seperti Washington Irving dan Sir Walter Scott juga tertarik mengangkat legenda ini.

Istilah Flying Dutchman juga dipakai untuk julukan beberapa atlet sepakbola, terutama para pemain ternama asal Belanda. Ironisnya, bintang veteran negeri Orange, Dennis Bergkamp justru dikenal sebagai orang yang phobia atau takut untuk terbang, sehingga ia dijuluki The Non-Flying Dutchman. Beberapa Laporan Penampakan The Flysing Dutchman yang sempat didokumentasikan :

1823 : Kapten Oweb , HMS Leven mengisahkan telah dua kali melihat sebuah kapal kosong terombang ambing ditengah lautan dari kejauhan , namun dalam sekejap mata kapal tersebut kemudian menghilang.

1835 : Dikisahkan pada tahun itu , sebuah kapal berbendera Inggris yang terkepung oleh badai ditengah samudera, didatangi oleh sebuah kapal asing yang disebut-sebut sebagai Kapal Hantu The Flying Dutchman , kemudian secara tiba-tiba kapal asing tersebut mendekat dan seakan-akan ingin menabrak kapal mereka , namun anehnya sebelum keduanya saling berbenturan kapal asing tersebut kemudian lenyap seketika.

1881 : Tiga orang anak kapal HMS Bacchante termasuk King George V telah melihat sebuat kapal tak berawak yang berlayar menentang arus kapal mereka. Keesokan harinya , salah seorang daripada mereka ditemui mati dalam keadaan yang mengerikan.

1879 : Anak kapal SS Pretoria juga mengaku pernah melihat kapal hantu tersebut.

1939 : kapal ini terlihat di Mulkzenberg , beberapa orang yang menyaksikannya terkejut kerana kapal usang tersebut tiba-tiba menghilang

1941 : Beberapa saksi mata dipantai Glencairn melaporkan sebuah kapal usang yang menabrak batu karang dan terpecah belah , namun setelah dilakukan penyelidikan di TKP , tidak ada tanda-tanda dari bangkai kapal tersebut.

1942 : Empat orang saksi telah melihat sebuah kapal kosong memasuki perairan Table Bay kemudian menghilang.Seorang pegawai telah mendokumentasikan penemuan tersebut di dalam catatan hariannya.

1942 : Penampakan The Flying Dutchman kembali terlihat oleh awak kapal laut militer M.H.S Jubilee di dekat Cape Town di bulan agustus 1942

1959 : Awak kapal Straat Magelhaen kembali melaporakan melihat sebuah kapal misterius yang terombang-ambing ditengah lautan dalam keadaan kosong dengan teleskopnya.

Versi cerita lain tentang kapal hantu The Flying Dutchman

Kapal Hantu Yang Meneror Tujuh Samudra

Sebelum namanya terkenal lewat trilogi layar lebar Pirates of the Carribean, The Flying Dutchman lebih dulu populer sebagai hantu bajak laut yang ditakuti warga lautan dalam kartun Spongebob Squarepants. Dan berbeda dengan anggapan kebanyakan orang, nama tersebut merupakan nama sebuah kapal bukan nama orang. Sebetulnya dari mana asalnya legenda Flying Dutchman? Mengapa kapal hantu ini (menurut legenda) terus mengarungi lautan tanpa kenal lelah? Dan apakah betul kapten dari Flying Dutchman menjadi biang keladi yang membuat seluruh penghuni kapal itu gentayangan?

Sejarah Mitos dan Legenda

Catatan sejarah ternyata memuat banyak versi cerita dari Flying Dutchman. Salah satu yang tertua adalah kisah mengenai para pelaut belanda yang sangat ambisius dalam menaklukan lautan. Pada abad 1500-1600, jauh sebelum inggris memiliki armada laut yang kuat, Belanda dikenal sebagai penakluk lautan. Disebutkan bahwa kapten Van Straaten adalah kapten yang teladan dan giat dalam mengarungi laut serta samudra, dan bersedia untuk mempertaruhkan segalanya demi menjadi kapten terkuat . Namun karena keserakahan dan keangkuhannya maka Van straaten dihukum oleh alam untuk hidup selamanya di atas kapal tanpa bisa berlabuh ke dermaga!! Kabarnya kapal miliknya yang dinamai The Flying Dutchman sering berkeliaran di daerah Cape of Good Hope dibagian selatan Afrika. Dalam mitos setempat, kapal hantu Van Straaten dapat menularkan kutukan. Alhasil, para nelayan maupun pelaut dianjurkan untuk mengubah haluan jika mereka berpapasan dengan kapal milik Van Straaten.

Lebih lanjut lagi, pada tahun 1821 ditemukan catatan tertulis pertama mengenai kisah Flying Dutchman. Dalam salah satu edisi Blackwood’s Magazine yang terbit pada bulan mei di tahun tersebut, diceritakan bahwa sebuah armada laut Belanda dikutuk karena telah menantang alam . Hendrik Van Der Decken merupakan kapten dari armada itu. Cikal bakal terjadinya tragedi kutukan ini adalah ambisi Van Der Decken untuk menyelesaikan misi menemukan Cape of Good Hope. Namun sedikit berbeda dengan mitos tua Flying Dutchman, Blackwood’s Magazine menjabarkan lebih banyak detail mengenai perjalanan sang kapten. 7 tahun setelah misi diberikan, Van Der Decken belum juga menemukan Cape of Good Hope. Walaupun para awak kapal sudah merasa putus asa, Namun karena sang kapten mempunyai sifat yang sangat tegas maka tidak ada seorangpun yang berani menentang keinginannya. Sampai suatu malam Van Der Decken berhasil menemukan letak Cape of Good Hope dengan bantuan teleskop. Namun untuk mencapainya maka ia harus melewati badai yang menghadang di depannya. Karena merasa kesal akhirnya Van Der Decken mengumpat pada angin kencang yang menghadangnya.

Tidak lama setelah itu sebuah kapal kecil berpapasan dengan kapal Van Der Decken, dan nelayan di kapal kecil tersebut memperingati sang kapten untuk tidak meneruskan perjalanan malam itu. Bukannya mematuhi atau setidaknya menghormati saran si nelayan, Van Der Decken malah kembali mengumpat bahwa ia lebih memilih dikutuk untuk berlayar selamanya sampai hari kiamat tiba dari pada harus kalah dari alam. Seketika itu pula, betapapun sekerasnya usaha Van Der Decken namun ia beserta awak kapalnya tidak pernah dapat menemukan dermaga untuk berlabuh. Beberapa kisah menyebutkan bahwa Van Der Decken sebenarnya tidak dikutuk dan bahkan ia hampir berhasil berlabuh. Tetapi sayangnya semua awak kapalnya terkena wabah pes sehingga mereka tidak dapat diperbolehkan untuk berlabuh karena takut akan menularkan penyakit itu pada penduduk kota. Karena tidak mendapatkan pertolongan, seluruh awak kapalnya beserta sang kapten akhirnya meninggal dalam pelayaran di tengah lautan. Rasa sakit hati membuat mereka menjadi arwah penasaran yang terus mengarungi lautan dengan kapal hantunya. Versi lai mencatat bahwa terjadi pembunuhan sadis dikapal Van Der Decken yang memakan korban seluruh penghuninya!!

Beberapa catatan sejarah jadul lainnya mengatakan bahwa seorang kapten belanda bernama Bernard Fokke disinyalir menjadi kapten Flying Dutchman lainnya. Fokke juga digambarkan sebagai kapten yang sangat piawai dalam mengarungi lautan. Dikisahkan bahwa Fokke dapat berlayar dari Holland sampai ke pulau Jawa hanya dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini sangat mengherankan banyak pihak karena pada masa itu, kapal tercepat saja butuh waktu cukup lama untuk mencapai Jawa. Kepiwaiannya tersebut kemudian dicurigai oleh banyak orang bahwa Fokke sebetulnya bekerja sama dengan para iblis sehingga kapalnya dapat berlayar cepat.

Penampakan The Flying Dutchman

Apapun Versi ceritanya, The Flying Dutchman tetap dikenal sebagai kapal hantu yang sangat menyeramkan. Kisah mengenai Flying Dutchman juga dilengkapi dengan beberapa catatan penampakan. Salah satu yang paling terkenal adalah catatan dari Prince George of Wales yang kemudian dikenal sebagai King George V of United Kingdom. Catatan yang dibuat pada kisaran abad 1900-2000 tersebut mengatakan bahwa Prince George yang tengah berlayar dengan adiknya, Prince Albert Victor of Wales, melihat sebuah kapal aneh didekat perairan Australia. Dari atas Bacchante, kapal yang dinaiki George, 13 orang juga mengaku melihat sebuah kapal yang diselimuti kabut aneh pada saat subuh. Tidak hanya suram, kapal yang disinyalir sebagai The Flying Dutchman tersebut diliputi kilauan aura berwarna merah darah!! Namun karena tebalnya kabut yang terjadi, seluruh awak kapal aneh tersebut tidak terlihat jelas. Karena penasaran maka Prince George memerintahkan beberapa awak kapalnya untuk mendekati kapal tadi dengan memakai sekoci, namun mereka tidak berhasil menemukan siapapun. Dan dalam sekejap kapal aneh itu hilang ditelan kabut, padahal harusnya kapal sebesar itu masih dapat dilihat teleskop dalam jarak 200 yard!!

Mitos Cinta Sang Kapten

Lalu bagaimana dengan kisah Davy Jones, kapten Flying Dutchman dalam Pirates of Carribean yang ternyata memiliki tragedi cinta dengan dewi laut bernama Calypso? Apakah kisah tersebut hanya karangan sang pencipta film belaka? Tidak sepenuhnya betul, tapi juga tidak seluruhnya salah. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak pengarang-pengarang dunia yang mengadaptasi legenda Flying Dutchman. Oleh karena itu versi dalam kapal hantu tersebut semakin beragam. Pada tahun 1980-an, seorang pengarang sekaligus aktivis lakon drama bernama Fitzball ikut mengadaptasi kisah Flying Dutchman. Untuk membuat kisah drama buatannya semakin dramatis maka disisipkan cerita bahwa sang kapten kapal menaruh cinta untuk seorang wanita yang pernah menolongnya. Tetapi akibat kutukan untuk berlayar selamanya, sang kapten akhirnya hanya memiliki kesempatan untuk menemui sang kekasih setiap 7 tahun sekali.

Menurut cerita dongeng, The Flying Dutchman adalah kapal hantu yang tidak akan pernah bisa berlabuh, tetapi harus mengarungi “tujuh lautan” selamanya. Flying Dutchman selalu terlihat dari jauh, kadang-kadang disinari dengan cahaya hantu.

Asal Usul:

Banyak versi dari cerita ini. Menurut beberapa, cerita ini berasal dari Belanda, sementara itu yang lain meng-claim bahwa itu berasal dari sandiwara Inggris The Flying Dutchman (1826) oleh Edward Fitzball dan novel “The Phantom Ship” (1837) oleh Frederick Marryat, kemudian di adaptasi ke cerita Belanda “Het Vliegend Schip” (The Flying Ship) oleh pastor Belanda A.H.C. Römer. Versi lainnya termasuk opera oleh Richard Wagner (1841) dan “The Flying Dutchman on Tappan Sea” oleh Washington Irving (1855).

Berdasarkan dari beberapa sumber, Kapten Belanda pada abad ke 17 Bernard Fokke adalah contoh dari kapten kapal hantu tersebut. Fokke mendapatkan kemasyhuran atas perjalan dari Belanda ke Jawa dengan kecepatan yang luar biasa dan dicurigai mempunyai ikatan dengan Iblis untuk meningkatkan kecepatannya. Berdasarkan dari beberapa sumber, kapten tersebut dipanggil dengan Falkenburg didalam cerita versi Belanda. Dia dipanggil dengan “Van der Decken” (artinya off the deck|Diatas Geladak) dalam versi Marryat’s dan “Ramhout van Dam” dalam versi Irving’s. Sumber tidak setuju bahwa “Flying Dutchman” adalah nama dari kapal atau nama panggilan untuk sang kapten.
Menurut banyak versi, sang kapten berjanji bahwa dia tidak akan mundur pada saat badai, tapi akan melanjutkan usahanya untuk mencari Cape of Good Hope walaupun sampai hari kiamat. Menurut beberapa versi, kejahatan yang mengerikan telah terjadi, atau awak kapalnya telah tertular oleh wabah penyakit pes dan tidak diijinkan untuk berlabuh di seluruh pelabuhan. Sejak itu, kapal dan awaknya dihukum untuk selalu berlayar, tidak pernah kedarat. Menurut beberapa versi, ini terjadi pada tahun 1641, yang lain menebak tahun 1680 atau 1729.

Banyak catatan persamaan dari Flying Dutchman dengan kisah umat Kristen The Wandering Jew.
Terneuzen (Belanda) disebut sebagai rumah sang legenda Flying Dutchman, Van der Decken, seorang kapten yang mengutuk Tuhan dan telah dihukum untuk mengarungi lautan selamanya, telah diceritakan dalam novel karya Frederick Marryat – The Phantom Ship dan Richard Wagner opera.

Beberapa saksi penampakan The Flying Dutchman :

1823 Kapten Oweb dari kapal HMS Leven; dua kali melihat kapal kosong yang terombang ambing di tengah samudera, salah satunya mungkin the Flying Dutchman.

1835 Sebuah kapal Inggris sempat melihat The Flying Dutchman yang melaju kencang ke arahnya tapi setelah dekat menghilang begitu saja.

1879 Beberapa awak kapal SS Petrogia sempat melihat kapal hantu tersebut.

1881 3 awak kapal HMS Baccante yang di dalamnya terdapat King George V melihatnya. Keesokan harinya seornag awak yang sempat melihat tiba2 mati secara mendadak.

1939 Terlihat di Mulkenzenberg, membuat orang2 yang melihatnya bingung karena tiba2 saja kapal tua itu menghilang begitu saja.

1941 Terdapat laporan dari Pantai Glenclaim tentang sebuah kapal tua yang menabrak karang. Setelah diselidiki tak ada sedikitpun bangkai kapal di sekitarnya.

1942 Terlihat oleh kapal MHS Jubille di dekat Cape Town, Afrika selatan

Jumat, 10 Desember 2010

Misteri Gunung Daik


Bila Anda berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau, sempatkanlah bertamasya ke Kabupaten Lingga. Sebab, selain menyimpan situs-situs dan benda-benda bersejarah yang berusia ratusan tahun, kabupaten yang dijuluki Bunda Tanah Melayu ini juga memiliki berbagai destinasi wisata alam yang membuat para turis berdecak kagum tatkala melihatnya. Salah satunya adalah Gunung Daik.

Menyebut Gunung Daik, seseorang akan terkenang dengan sebuah pantun yang sangat familiar, terutama pada masyarakat rumpun Melayu: Pulau Pandan jauh di tengah/ Gunung Daik bercabang tiga/ Hancur badan dikandung tanah/ Budi baik dikenang juga.Ketiga cabang gunung ini memiliki nama sendiri-sendiri, cabang gunung yang paling tinggi disebut Gunung Daik, yang menengah dinamakan Gunung Pejantan atau Gunung Pinjam-pinjaman, dan yang paling rendah dinamakan Gunung Cindai Menangis.

Masyarakat setempat mempercayai, puncak Gunung Daik dihuni oleh mahkluk halus bernama bunian. Sedangkan para nelayan yang berada di sekitar gunung itu meyakini bahwa arwah nenek moyang mereka, yakni Datuk Kemuning dan istrinya, bersemayam di gunung tersebut.

Puncak, Mirip Gigi NagaKonon, nama Lingga yang berasal dari akar kata Ling (naga) dan Ge (gigi), terilhami oleh bentuk puncak Gunung Daik yang mirip dengan gigi naga.
Keberadaan gunung ini kian populer berkat sebuah pabrik sagu dari kabupaten tersebut yang menjadikan Gunung Daik sebagai merek dagangnya, yaitu Sagu Cap Gunung Daik.

Merek tersebut merupakan jaminan sagu berkualitas, yang dari dahulu hingga sekarang banyak dikirim ke berbagai daerah, seperti Cirebon, Surabaya, dan kota-kota lainnya. Melalui merek tersebut, perlahan-lahan Gunung Daik ikut dikenal oleh masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia.

Penuh mistis, tapi eksotis. Menakutkan, namun memesona. Begitulah kira-kira kesan pelancong ketika mengunjungi Gunung Daik, gunung tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau, yang memiliki ketinggian sekitar 1.165 meter di atas permukaan laut (mdpl). Meskipun rute menuju gunung tersebut penuh tantangan, namun semuanya akan terbayarkan begitu memasuki kawasan hutannya yang berhawa sejuk. Kontur medan yang beragam dengan jalan setapak yang berliku-liku, mengakomodir keinginan wisatawan yang menyukai olahraga lintas alam, menyusuri lembah, memotret, berkemah, dan off road. (posmetrobatam)

Misteri Suara Seruling Misterius Kali Code


Suara seruling misterius yang terdengar saat banjir lahar dingin menerjang kali Code Jumat (312/12/2010), hingga kini masih menjadi perbincangan hangat di kalangan warga Terban, Kota Yogyakarta. Seperti dirilis Tribunnews, menurut mereka, suara misterius itu terekam kamera ponsel seorang warga dari bawah jembatan Dr Sardjito, di kawasan Terban.

Anton Sutrisno (57), warga Terban RT 19 RW 04, mengatakan, semula sang perekam, warga setempat, tidak menyadari adanya suara seruling tersebut. Suara ini baru diketahui setelah beberapa warga memutar hasil rekaman di komputer, dan membuat heboh.

“Suaranya sangat jelas, seperti suara seruling,” kata Anton, kepada tribun jogja, di Posko RW 04 Terban, Senin (6/12/2010).

Ia meyakini suara seruling tersebut merupakan pertanda akan muncul musibah. Apalagi Anton juga yakin bahwa Kali Code merupakan jalan bagi Lampor (pasukan jin) dari Kerajaan Laut Selatan yang akan menuju ke Gunung Merapi.

“Kalau ditarik garis, terdapat garis lurus yang menghubungkan Laut Selatan, Keraton Yogyakarta dan Gunung Merapi,” katanya.

Di tempat sama, Ketua Forum Warga Kali Code, Toto Pratopo (44), mengatakan, mayoritas masyarakat setempat masih percaya hal-hal berbau mistis. “(Sebenarnya) Masih perlu penyelidikan lebih lanjut, tapi warga di sini percaya itu,” ucapnya.
 
Wordpress Theme by wpthemescreator .